Artis40 tahun ini pun menuliskan surat cinta untuk nenek yang telah tiada. Nenek Wulan Guritno meninggal dunia pada Sabtu 17 Juli 2021. Wulan Guritno: Bagaikan Khadijah dan Nabi Muhammad. Wulan Guritno hingga Nagita Slavina Bukber, Dandanan Islami Paula Verhoeven Tuai Sorotan. Bharada E Tersangka, Polri: Penyidikan Tidak Berhenti di Sini.
Tindakanini dalam surat menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat yang dikaitkan dengan peristiwa Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Front Pembela Islam (FPI) dan juga pernikahan puteri pemimpin FPI Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta Pusat. Oleh karena itu, besok Selasa (17/11/2020), Anies dipanggil ke Polda Metro Jaya pada pukul 10.00 WIB.
SURATCINTA UNTUK AL-QURAN-Satu tahun membersamai Cahaya- Bismillahirrohmaanirrohiim.. Hari ini, 16 Juni 2020 adalah tepat 1 tahun momentum paling berharga dalam hidup saya. yaitu Rasulullah Muhammad Shallallahu Alahi Wassalam. Kemudian Al-Qurann inilah yang menjadi Mujizat terbesar Rasulullah, padahal kita tau mujizat Rasulullah lainnya
Heraklius sang raja Romawi Timur (berkuasa tahun 610-641), pada suatu kesempatan tengah berada di Suriah. Ia baru saja mengalahkan pasukan Persia yang berkedudukan di sana. Untuk berdakwah pada Heraklius, Nabi mengutus seorang sahabat, Dihyah bin Khalifah al-Kalbi. Dikirim pula sebuah surat untuk sang raja.
Vay Tiền Nhanh Ggads. .Syafaat Rasulullah mencakup setiap umat yang mati beriman, walaupun pelaku dosa besar Setiap manusia pastilah tak luput dari dosa dan maksiat. Allah swt. dalam titah-Nya telah menetapkan bahwa manusia diuji dengan diciptakannya nafsu dalam dirinya. Tujuan dari ujian Allah swt. itu untuk memilah hamba-hamba terbaik untuk disandingkan kelak bersama para nabi dan orang-orang shaleh di surga-Nya. Kasih sayang serta cinta Allah swt. tetaplah meliputi para pendosa. Ampunan-Nya melebihi kemurkaan-Nya. Pintu tobat-Nya selalu terbuka lebar bagi orang-orang yang mau bersungkur dan bersimpuh meminta ampunan. Kasih sayang ini, Allah sematkan pula dalam hati Rasulullah saw. Rasulullah saw. merupakan sosok nabi yang dihiasi dengan rasa cinta, dan kasih sayang yang amat besar kepada seluruh makhluk, utamanya umat serta pengikutnya. Sosok yang lebih mendahulukan kepentingan umatnya dibanding kebutuhannya sendiri. Sang rasul yang kasih sayangnya meliputi setiap individu dari umatnya, termasuk para pendosa. Pendosa Juga Berkesempatan Masuk Surga Maka bagi pendosa, janganlah merasa patah semangat, putus asa, atau pupus harapan atas rahmat dan kasih sayang Allah! Karena Nabimu masih memperhatikanmu! Nabimu masih mengharapkan darimu kebaikan! Nabimu tak pernah mengacuhkanmu! Nabimu masih mencintaimu! Nabimu masih mendambakan surga untukmu! Nabimu selalu memikirkan keselamatanmu! Bukti kecintaan Rasulullah saw. kepada setiap umatnya, baik kepada sang pendosa maupun ahli ibadah adalah ungkapnya dalam sebuah hadits, خيرت بين الشفاعة وبين أن يدخل نصف أمتي الجنة، فاخترت الشفاعة لأنها أعم وأكفى، أترونها للمتقين؟ لا! ولكنها للمذنبين الخطائين المتلوثين. "Tuhanku telah memberikan aku penawaran serta pilihan antara; syafaat atau menetapkan separuh dari umat-ku untuk masuk surga. Namun, aku lebih memilih syafaat pertolongan, karena syafaat lebih luas ranah dan cakupannya kepada umatku. Apakah kalian mengira bahwa syafaat tersebut hanya aku peruntukkan kepada ahli ibadah dari umatku saja? Sungguh, Tidak!! Akan tetapi syafaat tersebut aku peruntukkan kepada para pendosa, serta umatku yang masih berkubang dalam jurang kemaksiatan serta ingin bertobat dan menyesal akan perbuatannya." HR. Ibn Majah dalam kitab Sunannya Dalam redaksi lain, Rasulullah saw. menyebutkan kategori atau sifat-sifat orang yang akan mendapatkan syafaat dan pertolongannya kelak dalam haditsnya, وهي لمن مات لا يشرك بالله شيئًا "Syafaat ku tersebut aku peruntukkan kepada setiap umatku yang mati dalam keadaan beriman serta tak menyekuuntukan Allah swt." HR. Hakim dalam kitabnya; al-Mustadrak Ketika mengomentari hadits ini, Al-Imam Al-Munawi menjelaskan, "Syafaat tersebut mencakup setiap individu dari umat Rasulullah yang mati dalam keadaan beriman, walaupun semasa hidupnya ia dalam kubangan kemaksiatan ataupun pelaku dosa-dosa besar.” Kemudian di akhir pembahasan, Al-Imam al-Munawi menimpali keterangan tersebut, serta menuangkan argumennya dalam petikan kalamnya, وهذا متضمن لكرامة المصطفى على ربه وأفضاله على أمته ووفور شفقة النبي صلى الله عليه وسلم عليهم "Petikan hadits ini menunjukkan bukti kemuliaan Rasulullah saw. di sisi Allah swt. serta keutamaan, perhatian, dan kasih sayang Rasulullah kepada umatnya sekalipun pendosa dari mereka." lihat; Faydh al-Qadhir syarh Al-Jami' As-Shoghir Syafaat Rasulullah untuk Pendosa Rasulullah saw. ialah sosok yang Allah swt. utus sebagai pembawa kasih sayang serta penyebar kecintaan di muka bumi ini. Cinta yang dimaknai secara luas. Sebuah cinta serta kasih sayang yang mencakup seluruh makhluk, baik manusia ataupun selainnya. Dalam sebuah riwayat yang menguatkan keterangan tersebut, Rasulullah saw. bersabda, لكل نبي دعوة مستجابة يدعو بها وأريد أن أختبئ دعوتي شفاعة لأمتي في الآخرة "Setiap utusan Allah swt. diberi kesempatan berupa satu doa yang pasti akan diijabahi oleh Allah swt. karena pengkabulan serta jawaban doa dari selain satu doa tersebut hanyalah sebuah harapan yang belum terbukti pengkabulannya Namun, doaku akan kusimpan sebagai permohonan syafaat serta pertolongan bagi umatku kelak di akhirat." HR. Bukhori Dalam riwayat yang lain, Rasulullah pun bersabda, شفاعتي لأهل الكبائر من أمتي "Syafaatku serta pertolonganku, akan aku peruntukkan kepada para pelaku dosa-dosa besar dari umatku." HR. Bukhori Sosok nabi yang lebih memperhatikan umatnya dari kepentingan dirinya sendiri. Sosok yang mengedepankan keselamatan umat-nya dari hal-hal yang lain. Maka, pantaskah bagi sang pendosa untuk putus asa serta pupus harapan atas ampunan Allah swt. serta kasih sayang Rasulullah? Ingat, Rasulullah tak akan meninggalkan umatnya sama sekali. Beliau tak akan menghiraukan tobat tulus dari setiap pendosa. Bahkan ia pun turut serta memohonkan ampunan kepada Allah swt. atas setiap pendosa dari umat-nya. Al-Imam an-Nawawi menyatakan- dalam komentarnya terhadap hadits, فيه كمال شفقته صلى الله عليه وسلم على أمته ورأفته بهم واعتناؤه بالنظر في مصالحهم، فجعل دعوته في أهم أوقات حاجتهم "Hadits ini bukti akan kasih-sayang, cinta, serta kepedulian dari Rasulullah kepada setiap umatnya- dari segi perhatiannya terhadap kemaslahatan umat-nya, maka inilah motif yang mendasarinya untuk menyimpan doanya, serta menggunakan doa permohonan tersebut di waktu yang sangat diperlukan dan dibutuhkan oleh umat-nya, yaitu; Hari penghitungan dan kiamat." Syarh Shohih al-Muslim Sang pendosa, janganlah ragu akan ampunan Allah swt. Ingatlah! Kasih sayang, cinta dan perhatian Rasulullah akan senantiasa menaungi setiap umat-nya yang mau bertobat dan menyesali atas perbuatannya. Maka, yang tersisa bagi kita untuk membalas kecintaan dan perhatian Rasulullah tersebut dengan; membahagiakannya dengan tingkah-laku kita, membuatnya tersenyum dengan tutur-kata kita, serta membanggakannya dengan amal baik kita. Baca tulisan menarik tentang menghapus dosa di sini.
Surat Cinta Rasulullah SAW untuk Umat Kristen - Inilah pesan Nabi Muhammad bin Abdullah, sebentuk perjanjian dengan mereka yang memeluk agama Kristen. Dekat dan jauh, kami bersama mereka. “Sesungguhnya aku, para pelayan, para pembantu, dan pengikutku, membela mereka, karena orang Kristen adalah wargaku. Dan, demi Allah! Aku menahan dari apa pun yang tidak menyenangkan mereka. “Tidak ada paksaan atas mereka. Hakim-hakim mereka juga tidak akan dicopot dari pekerjaan mereka dan para biarawan tidak akan dipindahkan dari biara tempat mereka berada. Tidak seorang pun boleh menghancurkan rumah agama mereka, merusaknya, atau membawa barang apa pun dari dalamnya ke rumah orang muslim. Jika ada yang melakukan salah satu dari tindakan-tindakan tadi, berarti dia merusak perjanjian Allah dan tidak menaati Nabi-Nya. Sesungguhnya mereka adalah sekutuku dan memiliki jaminan amanku dari semua yang mereka benci. Tidak ada yang boleh memaksa mereka untuk melakukan perjalanan atau mewajibkan mereka berperang. Orang muslim harus berjuang untuk mereka. Jika seorang perempuan Kristen menikahi laki-laki muslim, pernikahan itu tidak terjadi tanpa persetujuannya. Dia tidak boleh dicegah dari mengunjungi gerejanya untuk berdoa. Gereja-gereja mereka harus dihormati. Mereka tidak boleh dihalangi dari memperbaiki gereja maupun kesucian perjanjian mereka. Tidak boleh ada satu bangsa pun muslim yang tidak menaati perjanjian sampai “hari akhir” akhir dunia”. Baca juga Bentuk Jin Ifrit Lucu Perjanjian Nabi Muhammad Saw. dengan biara Santa Katharina di atas, semoga bisa menjadi semacam penawar luka saudara-saudara kita. Kerukunan sosial antara muslim dan umat Kristen Dalam surat tersebut, Nabi memperjuangkan kerukunan sosial antara muslim dan umat Kristen. Beliau menyinggung hak asasi manusia termasuk kebebasan hati nurani, beribadah, dan hak atas perlindungan selama masa perang. Selain surat perjanjian itu, kita bisa merenungkan kunjungan kelompok Kristen dari Najran kini dikenal dengan sebutan Yaman–ke kota Madinah. Muhibah ini mungkin yang paling penting dicatat sebagai interaksi antar-iman di antara Nabi Muhammad dan kalangan Kristen. Sekitar 631 M, Nabi Muhammad mengirim surat kepada beberapa masyarakat Kristen dan para pemimpinnya, mengajak mereka memeluk Islam. Khalid bin Al-Walid dan Ali bin Abi Thalib melakukan perjalanan sejauh 450 mil ke selatan Madinah, demi membawa sepucuk surat untuk golongan Kristen Najran. Setelah surat diterima, kalangan Kristen tidak menerima seruan awal Nabi Saw untuk memeluk Islam. Kali kedua, Nabi Muhammad mengirimkan diplomat lain, Al-Mughirah bin Syu’bah, yang membujuk golongan Najran agar menerima undangan mengunjungi Madinah. Menanggapi itu, Kristen Najran kemudian mengirim delegasi yang berjumlah 60 orang, 45 di antaranya para sarjana Kristen. Ketika umat Islam dan Kristen saling bertatap muka, mereka secara terbuka mendiskusikan perihal pemerintahan, politik, dan agama. Mereka bersepakat pada banyak persoalan, tetapi mereka juga sepakat untuk tidak bersepakat pada persoalan-persoalan teologis. Kalau ada frasa yang bisa menyimpulkan pertemuan mereka, maka itu adalah “saling menghormati.” Ya, tenggang rasa itu. Setelah melakukan perbincangan diplomatik, kalangan Najran berkata pada Nabi Muhammad, “Sudah waktunya bagi kami untuk beribadah kepada Tuhan.” Karena tidak ada gereja terdekat untuk mereka melaksanakan ibadah, delegasi Kristen mulai berjalan keluar masjid untuk bersembahyang di jalanan Madinah. Alih-alih membiarkan kalangan Kristen itu beribadah di jalanan yang padat dan berdebu, Nabi Muhammad berpaling kepada mereka dan berkata, “Kalian adalah para pengikut Tuhan. Silakan berdoa dalam masjidku. Kita semua saudara sesama manusia.” Kelompok muslim mengizinkan umat Kristen menggunakan Masjid Nabawi, tempat suci bagi umat Islam, untuk beribadah dengan bebas. Nabi Muhammad juga memberi mereka tempat untuk menginap di dekat rumahnya, dan bahkan memerintahkan kaum muslimin agar memasangkan tenda untuk mereka. Sebuah jembatan’ di antara dua komunitas keagamaan ini dibangun hari itu. Kedamaian dan niat baik memang gemilang. Umat Kristen Meninggalkan Madinah Ketika kelompok Najran meninggalkan Madinah, seorang pemimpinnya mengatakan kepada Nabi Muhammad Saw, “Kami memutuskan untuk meninggalkan kalian sebagaimana adanya kalian, dan kalian membiarkan kami sebagaimana adanya kami. Namun, kirimlah bersama kami seorang laki-laki yang dapat bertindak sebagai hakim pelindung harta benda kami, karena kami menerima kalian.” Baca juga Biografi Imam ath-Thabrani Lengkap Rombongan Kristen pun meninggalkan Madinah dengan sebuah garansi tertulis bahwa Nabi Saw akan melindungi nyawa, harta benda, dan hak hidup mereka. Usai pertemuan bersejarah itu, Nabi Muhammad secara gamblang menerangkan konsekuensi jika tidak menghormati orang Kristen, “Siapa yang menzalimi orang Nasrani, aku sendiri yang akan menjadi pendakwanya pada Hari Kiamat” HR Al-Bukhari. Hadis tersebut masih diperkuat dengan sebuah ayat Alquran yang berpesan قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِّن دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِن تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ “Katakanlah “Wahai Ahli Kitab, marilah berpegang kepada suatu kalimat ketetapan yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak pula sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka, ”Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri kepada Allah” QS Ali Imran [3]64. Ada sebuah Hadis lain yang pernah Nabi Muhammad sitir di hadapan para sahabatnya, “Amal paling utama adalah menjaga perdamaian dan hubungan baik dengan manusia, karena pertengkaran dan segala perasaan yang buruk, menghancurkan umat manusia”. Dengan menjalin perjanjian bersama umat Kristen dan Yahudi, Nabi Saw menyatakan secara jelas bahwa warga suatu negara Islam tidak harus menganut agama Islam. Beliau secara gamblang menolak elitisme dan rasisme, serta menuntut agar umat Islam memandang saudara-saudari ibrahimiah-nya setara di hadapan Tuhan. Ayat-ayat Tuhan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, mengarahkannya untuk merayakan keragaman dan mensyukurinya sebagai unsur pokok masyarakat muslim. Pertemuan Nabi Muhammad dengan Tuhan selanjutnya direkam dalam Alquran, pada ayat yang menyatakan; يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui lagi Mahamengenal. QS Al-Hujurât [49] 13. Inti Surat Cinta Rasulullah SAW untuk Umat Kristen Sebagai tambahan, dalam khotbah terakhir di bukit Arafah, Nabi Saw menyatakan bahwa, “Seorang Arab tidak lebih tinggi derajatnya dari orang bukan Arab, juga non-Arab tidak lebih tinggi derajatnya dari orang Arab. Seorang kulit putih tidak lebih tinggi derajatnya dari orang kulit hitam, pun orang kulit hitam tidak lebih tinggi derajatnya dari orang kulit putih, kecuali karena amal salehnya.” Baca juga Khutbah Jumat Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Surga dimasuki Nabi saat Mi’raj Secara ringkas, Nabi Muhammad tidak suka menilai orang berdasarkan keyakinan agama atau warna kulitnya. Beliau mengutuk bentuk penyiksaan apa pun. Nama agungnya menjulang mengatasi barbarisme dengan pernyataan tegas yang berbunyi, “Tahanan harus hidup dengan nyaman. Orang Islam harus lebih memperhatikan kenyamanan para tahanan daripada kenyamanan mereka sendiri.” Dalam Konstitusi Madinah, Nabi Muhammad Saw menuliskan bahwa, “Orang-orang asing dalam masyarakat muslim diperlakukan dengan pertimbangan khusus dan dengan alasan yang sama sebagaimana para pelindung mereka.” Rahasia kehadiran Nabi Muhammad bin Abdullah di muka bumi ini, bisa kita telusuri dari satu sudut pandang, yaitu misteri dari nama yang ia sandang. Nabi Muhammad bisa kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi yang paling terpuji dan teramat gemar memuji. Akar kata dari nama tersebut adalah Ahmad pemuji. Pada sebuah kesempatan istimewa, beliau pernah menyampaikan kepada sahabatnya sebuah Hadis Qudsi yang membingungkan seperti ini “Ana Ahmad bila mim daku Ahmad tanpa huruf mim.” Berarti Ahad. Gusti ingkang Moho Tunggal. Manunggaling kawulo Gusti. Huruf mim merupakan satu-satunya penghalang antara Allah dan dirinya. Allah tanzil ke muka bumi dengan meminjam surah bentuk manusia yang mengejawantah sebagai nabi terakhir. Wajar bila tak satu pun kekurangan yang melekat padanya selaku manusia. Dia mengejawantah dalam segala ciptaan-Nya. Jadi, kita yang beragama tapi masih rungsing dengan ikon sesembahan, perlu menyelam lebih dalam tentang hakikat agama bagi manusia. Menyembah Allah yang Nama, beda akibat dengan menyembah Sang Pemilik Nama. Sampai dunia ini berakhir sekali pun, kita manusia takkan pernah bersepakat tentang bagaimana کيف , adakah هل, apa ما, dan untuk apa لم . Kebenaran itu. Ilmu tentang ini hanya diwariskan al Haqq Hyang Maha Benar kepada para ahli hikmah. Kalangan bijak bestari yang diangkat sebagai wali-Nya dengan beragam tingkatan. Satu di antara mereka dalam masing-masing maqam, bahkan tak mengetahui khazanah ilmu yang diberikan Allah kepada yang lain. Penjabaraan kami di atas, senada dengan yang pernah disampaikan Rasulullah Saw untuk seorang sahabat utamanya, “Kebenaran membuat Umar tak memiliki teman yang dapat dipercaya.” Dicatat dalam Manaqib Tirmidzi no. 3714 Keterbatasan kita dalam memafhumi kebenaran, hanya berujung pada sesuatu yang lazim kita namai dengan; pikiran yang benar, ucapan yang benar, dan laku lampah yang benar. Ya, benar menurut kita, bisa jadi salah dalam pemahaman orang lain. Maka tak syak bila Sayyidina Abu Bakr ash Siddiq ra pernah berpendapat begini Baca juga Abu Qudamah Dan Bidadari Dari Surga, Hadiah Syahid “Ketakmampuan memahami sebuah pemahaman adalah sebuah pemahaman.” Jadi setidaknya, pemahaman kita baru sebatas ketakpahaman. Sudah cukup sampai di situ. Tak perlu memaksa tuk mengerti lebih jauh. Apalagi menilai yang tak kita pahami secara membabi-buta. Seorang dari karib kami pernah mengalami peristiwa yang kemudian mengubah pandangannya tentang manusia. Pada suatu pagi yang penat, ia kedatangan seorang gila yang saban waktu senang meminta uang 1000 rupiah pada siapa pun yang ditemuinya. Tak lama, orang tersebut berpamitan. Lalu karib kami itu berkata sembarangan, “Cari uang yang banyak ya. Biar cepat kaya!” Selang beberapa jenak, orang itu kembali lagi padanya sambil membawakan sebungkus besar makanan untuk sarapan. Tanpa butuh waktu lama, Allah membungkam mulutnya yang sompral. Ia pun terdiam seribu bahasa. وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ” … dan bertakwalah kepada Allah; maka Allah mengajarimu; sungguh Allah Mahamengetahui segala sesuatu.” QS. Al Baqarah [2] 282 Sejauh yang bisa kami temukan, para nabi-rasul Tuhan adalah “lembaran surat cinta” dari-Nya yang dikirim dengan segala cara dan untuk semua keadaan hidup manusia. Membaca jejak kehidupan mereka, sama dengan mempersiapkan diri menjadi manusia paripurna al-insan al-kamil. Isa binti Maryam pernah bersabda dengan redaksi yang berbunyi, “Dunia ini adalah jembatan. Laluilah, tetapi jangan membangun rumah di atasnya. Ia yang berharap kesementaraan, mungkin berharap untuk selamanya. Dunia bertahan tak lain hanya sekejap. Gunakanlah seluruh waktumu dalam doa, karena selebihnya tiada makna.” Penutup semoga dengan membaca Surat Cinta Rasulullah SAW untuk Umat Kristen ini, bisa menambah wawasan kita semua tentang Surat Cinta Rasulullah SAW untuk Umat Kristen diatas, dan mudah-mudahan bisa selalu istiqamah dalam kebaikan. Amin. Salam santun dan semoga bermanfaat. Baca juga Pesan dan Nasehat Habib Umar bin Hafidz bin SalimPesan dan Nasehat Habib Umar bin Hafidz bin Salim
CINTA adalah suatu anugerah. Rasa cinta itu dapat kita rasakan ketika kita melihat ada orang yang menarik hati atau perasaan kita. Bermula timbul rasa suka, kagum, hingga kemudian berubah menjadi cinta. Rasa cinta ini bukan hanya dapat dirasakan oleh kita. Allah SWT juga mencintai makhluk-Nya. Salah satu yang Allah cintai ialah Nabi Muhammad SAW, makhluk pilihan-Nya. Ia adalah sosok yang kini menjadi teladan dalam hidup kita. Sebagaimana kita, Allah pun sangat mencintainya. Seperti apa ya bentuk cinta Allah pada Rasulullah SAW? BACA JUGA Bumbu Cinta dari Dua Kubu Istri Rasulullah Salah satu surat dalam Al-Quran merupakan bentuk cinta Allah SWT pada Rasulullah SAW yakni surat Thaha. Nama Thaha itu menjadi salah satu nama mulia yang ditujukan kepada Rasulullah SAW. Panggilan tersebut sebagai bentuk penghormatan dan penghibur hati beliau atas segala pertentangan yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy. Oleh sebab itulah, surah tersebut dibuka dengan Thaha sebagai panggilan lembut dari Sang Pecinta kepada yang dicinta. “Thaha. Tidaklah Kami menurunkan kepadamu Al-Quran agar kamu menjadi susah celaka. Melainkan sebagai peringatan bagi orang-orang yang takut,” QS. Thaha 1-3. Gambaran ayat 1-3 yang terdapat dalam surah Thaha tersebut tentu sangat berpengaruh kepada sisi psikologi yang dimiliki Rasulullah SAW. Sebab ketika wahyu tersebut diturunkan, Rasulullah kerap merasa ketakutan, gelisah, khawatir akan keselamatan diri dan umatnya. Perasaan yang demikian itu sangatlah wajar, karena penolakan, pertetangan dan perlawanan dari kaum Quraisy sangat mempengaruhi kondisi psikis beliau. Akan tetapi, dengan panggilan lembut dari dari Allah itu membuat Rasulullah kembali yakin dan percaya bahwa Allah tidak akan pernah meninggalkan dirinya sekedip matapun. BACA JUGA Mencintai Saudara Sesama Muslim karena Allah Allah SWT menegaskan bahwa proses turunnya Al-Quran sama sekali bukan untuk menyusahkan Rasulullah SAW. Melainkan sebagai basyiiran kabar gembira bagi orang-orang beriman juga nadziiran peringatan agar kita menjaga diri dari perilaku yang kurang baik dan tidak diridhai-Nya. Seperti itulah bentuk cinta Allah pada Rasulullah. Inginkah kita pun dicintai oleh Allah? Maka, ikutilah jejak Rasulullah. Sebab, bentuk kasih sayang Allah ada padanya. Dengan mengikutinya, kita akan bertemu dengan ridha Allah. Jika sudah ridha, maka Allah akan cintai diri kita. Wallahu alam. []
surat cinta untuk rasulullah